Strategi Pengembangan Sarana Daya Tarik Wisata Pemandian Pincuran Tujuah di Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan berbagai permasalahan terkait dengan sarana kepariwisataan. Penelitian ini terdiri dari 3 indikator yaitu sarana pokok kepariwisataan, sarana pelengkap kepariwisataan, sarana penunjang kepariwisataan di Daya Tarik Wisata Pincuran Tujuh. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi pengembangan sarana Daya Tarik Wisata Pincuran Tujuh, mengetahui gambaran strategi EFAS dan IFAS dan mendeskripsikan faktor eksternal dan internal SWOT di Daya Tarik Wisata Pincuran Tujuh dengan menggunakan matrik SWOT. Jenis penelitian ini yaitu penelitian desktiptif menggunakan metode survei dengan jenis data kualitatif.
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Informan penelitian ini terdiri dari: 2 orang pengelola Daya Tarik Wisata Pincuran Tujuh, 1 orang Pokdarwis Tabiang Layia Pincuran Tujuh, 1 orang Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sijunjung, 3 orang wisatawan Daya Tarik Wisata Pincuran Tujuh, 3 orang masyarakat di sekitar Daya Tarik Wisata Pincuran Tujuh.
Berdasarkan hasil penelitian Strategi Pengembangan Sarana Di Daya Tarik Wisata Pincuran Tujuh yaitu: 1) Pengelola diharapkan untuk membangun dan mengembangkan penginapan dilahan tersedia, 2) Membangun tempat penginapan dengan desain bagonjong, 3) Membangun tempat makan di lahan yang tersedia dengan bentuk bagonjong, 4) Menambah jumlah kamar bilas dan menyediakan tempat laundry dan penitipan barang, 5) Membangun tempat souvenir dengan desain tema buah langsat, 6) Mengembangkan wahana sepeda air di lahan kolam yang tersedia, 7) Mengadakan event lomba sepeda air, 8) membuat tempat spot foto di area penginapan, tempat makan, souvenir dan wahana sepeda air agar wisatawan banyak datang untuk berfoto, 9) mengadakan pelatihan dan kerja sama dengan dinas pariwisata dan masyarakat terkait penginapan, makanan khas, pengadaan souvenir, dan wahana sepeda air, 10) Memasang tanda informasi di penginapan, tempat makan, kamar bilas, tempat souvenir dan wahana sepeda air agar selalu mematuhi aturan, menjaga keselamatan, dan menjaga kebersihan, 11) Membuat pagar di area penginapan, tempat makan, kamar bilas, tempat souvenir dan wahana sepeda air agar tidak dimasuki oleh hewan liar, 12) Merekrut tenaga ahli pemandu untuk wahana sepeda air agar lebih menjamin keselamatan wisatawan yang menaiki wahana sepeda air.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
References
[2] Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta. Offset Andi
[3] Wulandari DP, Trihayuningtyas E, Wulandari W. Pengembangan Waduk Jatiluhur Sebagai Kawasan Wisata Terpadu Kabupaten Purwakarta. Rang Teknik Journal. 2021 Jun 4;4(2):383-97.
[4] Rahman F, Yuliana, Suyuthie H. Kepuasan Pengunjung Ke Objek Wisata Lembah Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. E-Journal Home Economic and Tourism. Vol 15. Issue 2
[5] Yoeti, Oka A. 2016. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradya Paramita
[6] Bagyono. 2007. Pariwisata dan Perhotelan. Cetakan Kedua. Bandung: Alfabeta
[7] Rangkuty, Freddy. 2015. Analisis SWOT. Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
[8] Sugiyono, 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Edisi Kedua. Bandung: Alfabeta